06 January 2009

Past - Snowy

Seperti apa rasanya salju? Bagaimana bentuknya salju? Seperti yang di TV kah? Pertanyaan itu sudah terjawab akhir oktober lalu dimana untuk pertama kalinya saya melihat dan menyentuh salju. Lembut memang, seperti pasir es, berwarna putih, dan tentunya dingin. Mau tau rasanya? Tanyakan pada host dad saya yang pernah menjilat batang besi berlumur salju. Tau apa yang terjadi? Seketika itu lidahnya langsung menempel di batang besi bersalju itu seperti lem dan rasanya panas sekali, bahkan bisa mengirim orang yang nekat ke rumah sakit. Jangan coba-coba menjilat batang besi bersalju selama sepuluh detik hanya demi tantangan $10. Dingin di musim dingin ini juga berdampak ke kulit yang menjadi cepat kering dan harus pakai lotion agar tidak sampai kering bahkan berdarah. Lip gloss pun jadi barang wajib setiap orang karena bibir juga jadi gampang kering dan mengelupas. Satu bahkan dua botol air mineral harus siap dibawa dari rumah. Saya bahkan minum air mineraltiap 15 menit sekali karena cuaca yang membuat dehidrasi. Sekolah pun memperbolehkan hal-hal seperti itu khususnya di musim dingin seperti ini. Meski begitu, dingin tak menghalangi orang amerika untuk beraktivitas di luar. Ada banyak hal seru berhubungan dengan salju! Saya pun tidak mau hanya tinggal diam di rumah selama musim dingin. Seperti yang sudah saya ceritakan, saya pun ikut Nordic Skiing team. Bulan november lalu, salju hanya turun sedikit. Akhirnya selama sebulan, saya dan teman-teman di team berlatih skiing dengan roller skiing, mirip-mirip sepatu roda namun lebih panjang. Ada tiga macam skiing board yang bisa kami pakai dan pilih yaitu classic skiing, skate skiing, dan combi skiing ( kombinasi classic dan skate ). Saya yang tidak pernah main roller blade atau sepatu roda jadi sedikit khawatir. Namun manager tim saya baik dan telaten sekali membantu saya berdiri dan berlari di atas roller skiing sebelum akhirnya ke papan skiing yang sebenarnya. Untuk classic skiing, saya super payah, latihan dua hari masih tetap payah, hahaha. Akhirnya, saya mencoba skate skiing, dan keajaiban, sayajustru lebih nyaman dengan skate skiing yang lebih mirip ice skating atau roller blade. Untuk ikut Nordic Skiing, saya harusmembayar $125 untuk aktivitas, $25 untuk akomodasi ke skiing resort, dan $45 untuk uniform. Alhamdulillah ada uang $300 dari AFS yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah. Sedang untuk alat-alat skiing, alhamdulillah sekolah masih punya beberapa alat yang bisa saya pakai, jadi saya tidak perlu membeli.Kamis lalu ( 4/12 ) ada skiing racing di Powder Ridge, St Cloud. Pelatih saya pun bertanya ke saya kalau saya ikut pertanndingan atau tidak. Jelas saya bilang tidak. Baru saja saya lihat salju, malah belum sempat mencoba skiing di atas salju karena saljunya yang masih sedikit. Akhirnya saya hanya ikut menjadi 'cheerleader' teman-teman saya sambil mengambil foto-foto mereka selama bertanding. Kami harus berangkat ke St Cloud pukul 13.30 sehingga saya harus tampil membawakan demonstrasi speech tentang tari bali di awal kelas Speech. Meski sedikit terburu-buru dalam berpidato waktu itu, namun saya puas karena teman-teman semakin tertarik dengan Indonesia. Semoga saya punya kesempatan lagi untuk tampil penuh membawakan tari jaranan ketimbang hanya berpidato dan mengajari teman-teman saya bagaimana cara menari bali.Kali ini, Powder Ridge membuat salju tiruan agar kami bisa bertanding skiing. Salju tiruan memang jauh lebih licin dan keras dari salju yang sebenarnya, namun salju tiruan ini dibuat karena salju yang asli tidak cukup banyak untuk skiing. Salju tiruan itu dibuat dari air danau yang didinginkan dengan alat khusus untuk membuat salju. Saat saya mencoba skiing di atas snow untuk pertama kali dengan papan skiing combi milik teman saya, saya langsung meluncur dan tidak bisa mengendalikan papan ski di atas salju palsu yang super licin. Akhirnya teman saya menubruk saya supaya saya tidak terjatuh ke down hill. Waktu itu, tiga orang skiers dari tim kami mendapat best ten skiers di antara beberapa sekolah di Minnesota.Hari jumat ( 5/12 ) sehabis latihan, saya diundang teman saya, Blair Ann Soelberg ke ulang tahunnya di rumahnya yang dekat dengan golf court. Karena tidak siap dengan kado, saya pun menyambar sandal batik dan dompet batik yang saya bawa dari Indonesia lalu saya bungkus dan hadiahkan untuk dia. Senangnya bukan kepalang dan langsung berlari ke ibunya dan menunjukkan kado saya itu. Saat itu, Blair hanya mengundang teman-teman dekatnya. Ibunya pun juga menyambut saya dengan ramah, "Blair told me many good things about you."Ulang tahun di rumah Blair itu mengingatkan saya kepada kedua adik saya di Indonesia, Newanda Asa Wahid dan Pantoki Ilham. Karena Blair memiliki dua orang saudara laki-laki seperti saya, namanya Blake yang seumuran dengan saya dan Blaze yang masih kelas lima SD. Namun bedanya dia anak kedua dan saya anak pertama. Malam itupun penuh canda tawa, saya pun mendapat teman-teman baru lagi dari Blair. Keluarga Blair adalah maniak olahraga. Blair sendiri adalah kapten tim sepakbola cewek di sekolah saya, dan kakaknya Blake adalah champion di beberapa bidang olahraga. Keluarga mereka sangat dekat satu sama lain, kembali saya seperti melihat keluarga saya sendiri.Hari Sabtu ( 6/12 ), Melissa berkunjung ke rumah saya. Saat itu saya sedang membantu Host Mom dan Host Dad menghias pohon natal di rumah. Kebetulan host family adalah Lutheran dan merayakan natal tahun ini. Mereka punya pohon natal besar sekali setinggi hampir empat meter dan menjulang dari lantai bawah ke lantai atas. Suhu sekarang sudah berkisar 10 derajat fahrenheit. Dan untuk pertama kalinya pula, saya dan melissa bermain sliding di bukit belakang rumah. Saat itu salju mulai menumpuk dan menggunung, semua menjadi serba putih dan dingin. Kami bermain sliding dan mencoba beberapa bukit yang ada di sekitar tetangga saya. Ternyata salju benar-benar menyenangkan! Saya pun tidak sabar untuk mencoba snow tubing dan membuat snow man! Satu lagi adalah ICE FISHING. Danau di belakang rumah saya belum membeku seperti Buffalo Lake karena Pulaski Lake memiliki panas yang mengalir di dalamnya. Buffalo Lake sudah membeku dari bulan lalu, bahkan saya berkali-kali melihat orang-orang tidak hanya berjalan di atas danau, namun juga mengendarai mobil di atasnya. Wow! Host mom pun berjanji mengajak saya mengendarai mobil di atas danau di bulan januari yang konon bulan terdingin di Minnesota.

2 comments:

  1. klo mo jelas tentang snow cb aja km baca book snow author orhan pamuk

    ReplyDelete
  2. orhan tu author terbaek dunia lo,book na yg g kalah seru yg jdl na my name is rad

    ReplyDelete