10 January 2009

new blog

visit my new blog
miauwmiyuw.wordpress.com

06 January 2009

Past - Random Stuffs

Quarter kedua berjalan sangat cepat dan tergolong quarter terpendek. Hari senin (8/12) saya sudah mendapat raport mid term. Sempat deg-degan saat akan melihat grade saya, karena quarter dua ini agak susah dibanding quarter lalu karena waktu saya banyak tersita untuk latihan nordic skiing. Saya-pun datang ke parents conference di sekolah bersama host mom dan melissa. Banyak antrian panjang di meja guru-guru saya. Alhamdulillah saya mendapat grade A di kelas choir, journalism, dan speech. Namun saya sedikit deg-degan di kelas Creative Interior Design. Dan benar saja deg-degan saya terbukti, saya cuma dapat B+ dengan total nilai 88,96%. Meski begitu, tugas saya membuat dream bedroom 3 dimensi mendapat total nilai 105 dari nilai maksimal 100 dan dipajang di display depan pintu masuk sekolah.November lalu, saya berkesempatan lagi memberikan presentasi tentang Indonesia selama international educataion week. Ini juga salah satu tugas dari AFS untuk siswa YES program selama international education week. Saya hanya sempat memberikan dua buah presentasi di kelas Creative Interior Design dan kelas Speech. Sambutan dari teman-teman baik sekali, dan guru-guru saya juga menyambut baik keinginan saya untuk memperkenalkan Indonesia di kelas. Saya sebenarnya hanya ingin memberikan presentasi selama 15 menit, eh..akhirnya malah keenakan cerita sampai habis 30 menit hanya untuk presentasi saya.Rata-rata mereka tertarik dengan ulasan saya seputar kota-kota di Indonesia, kekayaan budaya Indonesia, kegiatan remaja di Indonesia, pendidikan, bahkan tentang hantu-hantu indonesia dan mitos-mitos yang sengaja saya ulas karena ruang lingkupnya adalah untuk pendengar remaja. Mereka sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan yang kadang terdengar aneh seperti,"Do you have TV in Indonesia? Do you have an ipod there?". Bahkan salah satu teman saya yang selaluberlibur ke negara lain selama musim panas telah berencana mengunjungi Indonesia saat musim panas tahun depan. Melissa ( Hongkong ) juga berencana mengunjungi saya di Kediri. Dia sudah pernah ke Indonesia sebagai negara pertama yang ia kunjungi, namun ia hanya berkunjung ke pulau Bali ketika ia masih kecil.Kelas speech selalu saya manfaatkan untuk ajang bercerita tentang Indonesia. Selasa lalu, saya sengaja memilih topik Islam sebagai tugas informative speech. Benar saja, teman-teman tidak banyak tahu tentang Islam. Saya pun menunjukkan jilbab dan mukena saya sebagai visual aids untuk speech, serta meluruskan pandangan yang keliru tentang terorisme dalam Islam. Saya menggunakan cerita 9/11 sebagai pembuka speech saya yang kontan menimbulkan atmosfer sedikit serius. Namun, alhamdulillah respon teman-teman sangat baik dan terbuka. Mereka terkesan dengan Islam. Yang saya tahu, di sekolah hanya ada saya dan satu siswi Amerika yang juga muslim dan bahkan telah lebih dulu berjilbab.Ketika saya menerima e-mail dari ibu saya ( Tatik Istiarni ) saat berada di perpustakaan, Jenny Olson pun ikut-ikut membaca e-mail dari ibu saya itu yang diketik dalam bahasa Indonesia. Ketika ia membaca kalimat pertama yang berbunyi, "Assallammu'alaikum", jenny pun bertanya bagaimana cara mengucapkannya sampai-sampai dia menuliskannya di tangannya agar ia tidak lupa. Akhirnya setiap ia bertemu saya, dia selalu mengucap "Assallammu'alaikum" . Karena tahu itu adalah ucapan salam, ia pun berencana memakai itu dalam pidatonya di kelas speech.Suasana christmas-pun mulai terasa. Selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 10,11, dan 12 desember lalu, ada foto bareng Santa Claus dan Mrs Claus selama makan siang. Cukup membayar $3 untuk sekali foto dan $5 untuk dua kali foto. Di balik jenggot tebal itu adalah Bruce, Homecoming King tahun ini. Namun saya tidak tahu siapa yang menjadi Mrs Claus. Mereka pun stand by setiap saat di dekat kafetaria dengan kostum Santa dan latar untuk foto. Saya tidak sempat mengambil foto sama sekali bersama mereka, karena jam makan siang yang tergolong pendek dengan antrian yang panjang.Kamis ( 18/12 ), saya mendapat kiriman paket dari ayah saya ( Daro Ismadi ) di Indonesia. Kirimannya berupa dua buah Wayang Kulit, makanan khas kediri seperti Keripik Tahu, Keripik Tempe, taplak anyaman, beberapa jilbab pesanan saya, sajadah, baju batik untuk host family, kain batik yang masih utuh, dan surat untuk saya dan host family. Saya pun langsung mengenali tulisan tangan ayah saya yang sangat rapi dan bahkan lebih indah dari tulisan tangan saya itu. Saya berencana memberikan oleh-oleh dari orang tua saya itu minggu depan saat host family merayakan natal. Salah satu wayang kulit akan saya hadiahkan pada keluarga Strode yang sangat baik hati dan telah banyak membantu saya selama di sini. Dua buah wayang tersebut sebenarnya sudah pernah akan saya bawa ketika saya berangkat ke Amerika pada bulan Agustus lalu. Namun karena terlalu panjang, akhirnya tidak bisa masuk koper. Akhirnya di detik-detik terakhir sebelum keberangkatan di Bandara Soekarno Hatta, ayah dan ibu saya meminta saya untuk meninggalkan wayangnya dan mereka akan mengirimkannya kemudian. Wayang tersebut jenisnya Gatot Kaca dan Werkudoro.Karakter gatot kaca terasa pas dengan host dad yang juga berprofesi sebagai seorang pilot private airplane yang senang mengudara, relevant dengan Gatot Kaca yang memiliki kelebihan mampu terbang mengangkasa. Sebelumnya, saat pertama datang, saya telah menghadiahkan sebuah patung Siwa ( memiliki simbol pendidikan ) yang dibeli ayah saya saat berkunjung ke Bali tahun lalu. Kiriman paket ini lumayan cepat, padahal ibu saya baru memberitau via e-mail bahwa beliau baru mengirimkan paket tersebut sabtu lalu, dan hanya butuh waktu lima hari untuk sampai di Amerika.Sebelumnya saya sedikit khawatir jikalau paket kiriman orang tua saya itu tidak sampai karena cuaca di musim dingin ini. Cuaca benar-benar berganti drastis. Setiap hari sepulang sekolah, saya harus berjalan sepuluh menit dari bus stop ke rumah. Tidak jauh memang. Namun hal itu terasa lebih jauh saat musim dingin seperti ini dengan suhu tertinggi -9 derajat fahrenheit dan terendah -35 derajat fahrenheit, disertai salju yang menggunung hingga setinggi lutut saya, serta angin yang menambah dingin cuaca. Namun itu masih belum seberapa. "Just wait until January which is the coldest month in Minnesota."

Past - Snowy

Seperti apa rasanya salju? Bagaimana bentuknya salju? Seperti yang di TV kah? Pertanyaan itu sudah terjawab akhir oktober lalu dimana untuk pertama kalinya saya melihat dan menyentuh salju. Lembut memang, seperti pasir es, berwarna putih, dan tentunya dingin. Mau tau rasanya? Tanyakan pada host dad saya yang pernah menjilat batang besi berlumur salju. Tau apa yang terjadi? Seketika itu lidahnya langsung menempel di batang besi bersalju itu seperti lem dan rasanya panas sekali, bahkan bisa mengirim orang yang nekat ke rumah sakit. Jangan coba-coba menjilat batang besi bersalju selama sepuluh detik hanya demi tantangan $10. Dingin di musim dingin ini juga berdampak ke kulit yang menjadi cepat kering dan harus pakai lotion agar tidak sampai kering bahkan berdarah. Lip gloss pun jadi barang wajib setiap orang karena bibir juga jadi gampang kering dan mengelupas. Satu bahkan dua botol air mineral harus siap dibawa dari rumah. Saya bahkan minum air mineraltiap 15 menit sekali karena cuaca yang membuat dehidrasi. Sekolah pun memperbolehkan hal-hal seperti itu khususnya di musim dingin seperti ini. Meski begitu, dingin tak menghalangi orang amerika untuk beraktivitas di luar. Ada banyak hal seru berhubungan dengan salju! Saya pun tidak mau hanya tinggal diam di rumah selama musim dingin. Seperti yang sudah saya ceritakan, saya pun ikut Nordic Skiing team. Bulan november lalu, salju hanya turun sedikit. Akhirnya selama sebulan, saya dan teman-teman di team berlatih skiing dengan roller skiing, mirip-mirip sepatu roda namun lebih panjang. Ada tiga macam skiing board yang bisa kami pakai dan pilih yaitu classic skiing, skate skiing, dan combi skiing ( kombinasi classic dan skate ). Saya yang tidak pernah main roller blade atau sepatu roda jadi sedikit khawatir. Namun manager tim saya baik dan telaten sekali membantu saya berdiri dan berlari di atas roller skiing sebelum akhirnya ke papan skiing yang sebenarnya. Untuk classic skiing, saya super payah, latihan dua hari masih tetap payah, hahaha. Akhirnya, saya mencoba skate skiing, dan keajaiban, sayajustru lebih nyaman dengan skate skiing yang lebih mirip ice skating atau roller blade. Untuk ikut Nordic Skiing, saya harusmembayar $125 untuk aktivitas, $25 untuk akomodasi ke skiing resort, dan $45 untuk uniform. Alhamdulillah ada uang $300 dari AFS yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah. Sedang untuk alat-alat skiing, alhamdulillah sekolah masih punya beberapa alat yang bisa saya pakai, jadi saya tidak perlu membeli.Kamis lalu ( 4/12 ) ada skiing racing di Powder Ridge, St Cloud. Pelatih saya pun bertanya ke saya kalau saya ikut pertanndingan atau tidak. Jelas saya bilang tidak. Baru saja saya lihat salju, malah belum sempat mencoba skiing di atas salju karena saljunya yang masih sedikit. Akhirnya saya hanya ikut menjadi 'cheerleader' teman-teman saya sambil mengambil foto-foto mereka selama bertanding. Kami harus berangkat ke St Cloud pukul 13.30 sehingga saya harus tampil membawakan demonstrasi speech tentang tari bali di awal kelas Speech. Meski sedikit terburu-buru dalam berpidato waktu itu, namun saya puas karena teman-teman semakin tertarik dengan Indonesia. Semoga saya punya kesempatan lagi untuk tampil penuh membawakan tari jaranan ketimbang hanya berpidato dan mengajari teman-teman saya bagaimana cara menari bali.Kali ini, Powder Ridge membuat salju tiruan agar kami bisa bertanding skiing. Salju tiruan memang jauh lebih licin dan keras dari salju yang sebenarnya, namun salju tiruan ini dibuat karena salju yang asli tidak cukup banyak untuk skiing. Salju tiruan itu dibuat dari air danau yang didinginkan dengan alat khusus untuk membuat salju. Saat saya mencoba skiing di atas snow untuk pertama kali dengan papan skiing combi milik teman saya, saya langsung meluncur dan tidak bisa mengendalikan papan ski di atas salju palsu yang super licin. Akhirnya teman saya menubruk saya supaya saya tidak terjatuh ke down hill. Waktu itu, tiga orang skiers dari tim kami mendapat best ten skiers di antara beberapa sekolah di Minnesota.Hari jumat ( 5/12 ) sehabis latihan, saya diundang teman saya, Blair Ann Soelberg ke ulang tahunnya di rumahnya yang dekat dengan golf court. Karena tidak siap dengan kado, saya pun menyambar sandal batik dan dompet batik yang saya bawa dari Indonesia lalu saya bungkus dan hadiahkan untuk dia. Senangnya bukan kepalang dan langsung berlari ke ibunya dan menunjukkan kado saya itu. Saat itu, Blair hanya mengundang teman-teman dekatnya. Ibunya pun juga menyambut saya dengan ramah, "Blair told me many good things about you."Ulang tahun di rumah Blair itu mengingatkan saya kepada kedua adik saya di Indonesia, Newanda Asa Wahid dan Pantoki Ilham. Karena Blair memiliki dua orang saudara laki-laki seperti saya, namanya Blake yang seumuran dengan saya dan Blaze yang masih kelas lima SD. Namun bedanya dia anak kedua dan saya anak pertama. Malam itupun penuh canda tawa, saya pun mendapat teman-teman baru lagi dari Blair. Keluarga Blair adalah maniak olahraga. Blair sendiri adalah kapten tim sepakbola cewek di sekolah saya, dan kakaknya Blake adalah champion di beberapa bidang olahraga. Keluarga mereka sangat dekat satu sama lain, kembali saya seperti melihat keluarga saya sendiri.Hari Sabtu ( 6/12 ), Melissa berkunjung ke rumah saya. Saat itu saya sedang membantu Host Mom dan Host Dad menghias pohon natal di rumah. Kebetulan host family adalah Lutheran dan merayakan natal tahun ini. Mereka punya pohon natal besar sekali setinggi hampir empat meter dan menjulang dari lantai bawah ke lantai atas. Suhu sekarang sudah berkisar 10 derajat fahrenheit. Dan untuk pertama kalinya pula, saya dan melissa bermain sliding di bukit belakang rumah. Saat itu salju mulai menumpuk dan menggunung, semua menjadi serba putih dan dingin. Kami bermain sliding dan mencoba beberapa bukit yang ada di sekitar tetangga saya. Ternyata salju benar-benar menyenangkan! Saya pun tidak sabar untuk mencoba snow tubing dan membuat snow man! Satu lagi adalah ICE FISHING. Danau di belakang rumah saya belum membeku seperti Buffalo Lake karena Pulaski Lake memiliki panas yang mengalir di dalamnya. Buffalo Lake sudah membeku dari bulan lalu, bahkan saya berkali-kali melihat orang-orang tidak hanya berjalan di atas danau, namun juga mengendarai mobil di atasnya. Wow! Host mom pun berjanji mengajak saya mengendarai mobil di atas danau di bulan januari yang konon bulan terdingin di Minnesota.

Past - Eid Al Adha

Minggu lalu ( 7/12 ), Buffalo High School Arts Magnet Program menggelar pementasan terbesar di musim dingin. Perpaduan siswa Arts Magnet dari paduan suara, tari, lukis, hingga drama. Pementasan ini tentang abad ke-16. Diadakan di ballroom cafetaria. Tiketnya $5 untuk siswa dan $8 untuk dewasa. Saya datang bersama Melissa dan Host Family-nya. Pertunjukan dimulai pukul dua siang. Cafetaria sudah disulap dan didekorasi seperti layaknya abad ke-16. Di pintu masuk sudah disambut beberapa orang dengan pakaian dan kostum abad ke-16. Grup orkestra sekolah pun menyambut di depan pintu masuk dengan beberapa lagu-lagu. Pagelaran digelar dua hari, sabtu dan minggu, namun saya hanya datang pada hari minggunya saja sekalian menyaksikan teman-teman saya yang sebagian besar ada di pementasan. Orang-orang yang hadir pun diperlakukan seperti layaknya rakyat di abad ke-16. Seperti memanggil dengan sapaan 'lady' untuk perempuan. Masuk ke cafetaria, meja-meja sudah dibentuksedemikian rupa seperti layaknya di istana kerajaan abad 16. Di depan sudah ada meja-meja panjang dan besar yang bertingkat-tingkat dan dibuat seperti meja para raja dan ratu. Pelayan-pelayan dan semua yang ada di dalamnya berpakaian seperti abad 16. Kami semua dibuat terhanyut ke abad 16. Mau makan cheese cake dan minum kopi saja dibuat seragam, diiringi lagu, dan dipimpin oleh para raja dan ratu layaknya undangan makan malam kerajaan. Pementasan kali itu benar-benar menakjubkan dan membuat saya merenung akan kapan pementasan drama sekolah di Indonesia bisa dibuat seperti itu.Saya sudah memastikan waktu sholat Idul Adha di Islamic Center of Minnesota website. Dan waktunya masih sama seperti saat saya sholat Idul Fitri di sana, sekitar pukul 7.30 pagi. Namun ketika saya beranjak meminta tolong host family untuk mengantar ke brooklyn park tempat masjid saya sholat, eh.. Allah berkata lain. Hari itu saya tidak bisa sholat karena saya sedang berhalangan. Host dad yang siap mengantar pun tidak jadi.Saya membuka e-mail dan menerima banyak ucapan dari teman-teman di Indonesia. Sejenak teringat kampung halaman, namun masa-masa homesick saya sudah sedikit reda dibanding ramadhan dan lebaran yang lalu.Lebaran lalu alhamdulillah saya masih bisa melakukan sholat ied di masjid di Islamic Center of Minnesota, Brooklyn Park, Minneapolis. Host family baik sekali mau mengantar saya ke Minneapolis yang jaraknya 45 menit dari kota saya, Buffalo. Karena sholat ied dimulai pukul 7.30 maka saya berangkat dari rumah pukul enam pagi. Saya pun sudah siap dengan jilbab pink saya, mukena, dan tas sekolah. Hari itu saya berencana langsung ke sekolah setelah sholat ied dan hanya membolos kelas pertama.Sampai di masjid di islamic center, masih sepi dari jamaah yang akan sholat. Hari itu masih lumayan gelap meski sudah hampir jam tujuh pagi. Saya pun bertanya-tanya kemana jamaah lainnya karena saya adalah jamaah pertama yang datang. Sejenak saya memandang bangunan besar di depan saya. Bentuknya tidak seperti masjid umumnya di Indonesia. Ada kubah berukuran sedang di atas pintu masuk dan tulisan 'Islamic Center of Minnesota'. Teras pun di dalam bangunan. Dan ada cukup besar tempat parkir mobil.Setelah menunggu sejenak, beberapa jamaah datang bersama keluarga mereka. Saya pun teringat lebaran tahun lalu yang masih bersama keluarga dan nenek saya yang meninggal satu bulan sebelum saya berangkat.Saya masuk ke dalam masjid, host mom dan host dad akan menjemput saya setelah sholat ied usai. Saya memperhatikan sejenak para jamaah yang ada. Mereka rata-rata memakai jas dan sepatu. Mayoritas jamaah yang hadir dari timur tengah tepatnya Pakistan dan Somalia. Bangunan tempat saya sholat waktu itu cukup besar sebesar aula SMAN 2 Kediri. Beberapa jamaah ikut membantu membentangkan karpet ke separuh ruangan. Jamaah laki-laki semua ada di depan dan belakang imam. Sedang jamaah perempuan ada di belakang jamaah laki-laki namun terpisah lumayan jauh. Untuk pertama kalinya selama di Amerika, akhirnya saya mendengar adzan dan takbir yang sudah lama saya rindukan. Setelah sholat, kami pun sempat mendengar khotbah dari imam. Dari aksennya, sepertinya beliau bukan orang Amerika asli. Saya perhatikan, mayoritas jamaah adalah imigran.Saya pun juga bertemu Komar Ali, yang tidak disangka ternyata dia juga exchange student dari Pakistan namun berbeda organisasi dan program dengan saya. Dia mengira saya exchange student dari Yaman. Akhirnya kami pun berkenalan dan sholat bersebelahan. Saya baru sadar bahwa saya satu-satunya jamaah perempuan yang memakai mukena, jamah lain hanya memakai baju muslim mereka. Bahkan Komar Ali bertanya pada saya soal 'pakaian' yang saya pakai itu. Saya berharap bisa bertemu dia lagi saat sholat Idul Adha, namun sayang saya berhalangan sholat pada Idul Adha ini.Saya pun ingin sekali bertemu dengan Racha. Siapa dia? Begini ceritanya. Ramadhan lalu, ketika saya menunggu maghrib tiba. Tetangga saya, Gary Strode berkunjung ke rumah saya. Beliau juga merupakan host family dari Levente Buda, siswa AFS dari hungaria. Tak disangka, sore itu Gary datang dengan satu tas sedang untuk saya. Saya pun langsung kaget dan terhenyak begitu melihat isi dari tas tersebut. Jadwal sholat dan ramadhan, satu bungkus halal marshmallow, kue kering satu toples, dan satu toples kurma. Subhanallah. Saya tak henti-henti berterimakasih pada Gary. Gary bilang bahwa itu semua pemberian dari Racha. Saya pun merasa asing dengan nama itu. Saya baru tau siapa Racha setelah Gary menuturkan pada saya bahwa Racha adalah muslimah yang tinggal di Minneapolis dan saat ini menjadi klien Gary yang bekerja sebagai arsitek. Saat ini Gary sedang mengerjakan proyek membangun masjid baru di Minneapolis atas prakarsa Racha. Ketika bertemu Gary dan membicarakan proyek masjid itu, Gary menyinggung tentang saya. Lalu muslimah baik hati yang bahkan saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu itu menitipkan satu tas penuh makanan halal untuk saya. Semoga suatu hari, saya bisa membalas kebaikan hatinya sebelum saya kembali ke Indonesia.

Past - Thanksgiving

Minggu terakhir di bulan november ramai dengan perayaan thanksgiving. Sekolah hanya masuk dua hari, senin dan selasa. Thanksgiving adalah perayaan orang amerika yang berlangsung di hari kamis keempat di bulan november. Tahun ini jatuh pada tanggal 26 November 2008. Thanksgiving dilakukan orang amerika sebagai tanda rasa syukur atas masa panen mereka. Biasanya banyak dirayakan bersama keluarga besar dengan menggelar makan malam besar di hari kamisnya dengan menu ayam kalkun dan pumpkin pie.Hari senin dan selasa saya bolos latihan ski karena ada banyak tugas dan ulangan. Rabu pagi ( 25/11 ), host mom saya menjemput Jasmine di kampusnya di St Bennedict College, St Cloud ( 45 menit dari Buffalo ). Jasmine adalah siswi AFS dari Hongkong yang tahun lalu tinggal bersama Host Family saya. Tahun ini dia kembali ke Amerika karena mendapat beasiswa kuliah di St Bennedict College. Koq bisa? Tahun lalu, selama setahun Jasmine di sini, dari awal dia sudah bilang ke Counselor bahwa dia ingin mendapat Diploma di Amerika. Padahal untuk exchange students hanya mendapat Honorary Diploma. Akhirnya dia harus mengambil kelas-kelas khusus untuk memenuhi kredit supaya bisa lulus dan mendapat diploma di sini. Host fam saya bilang ke saya,"Kamu sudah punya rumah kedua di sini, jadi kalau tahun depan mau balik dan kuliah di sini seperti Jasmine, kamu sudah tidak bingung cari tempat tinggal."Namun karena saya siswa YES, maka selepas program, harus kembali ke Indonesia dan menunggu selama dua tahun dulu sebelum akhirnya kembali ke Amerika. Jasmine hanya pulang ke rumah Host Fam tiap sabtu dan minggu. Karena di Amerika, beberapa college seperti kampusnya Jasmine, mengharuskan siswanya tinggal di asrama sampai kira-kira mereka berada di grade senior. Beberapa kali ikut menjemput Jasmine di St Bennedict, asramanya cukup memadai dan besar, sedang satu kamar diisi dua hingga empat orang, tergantung ukuran kamar. Siswa pun bisa membawa microwave, TV, hingga lemari es ke dalam kamar.Hari rabu itu juga, saudara-saudara dan keponakan host mom berkumpul di rumah host fam karena host mom adalah anak tertua dan rumahnya paling besar di antara saudara-saudaranya jadi biasa dijadikan tempat berkumpul. Tidak semua saudara datang karena sebagian tidak dapat hari libur kerja selama thanksgiving. Hanya ada Suzan dan putrinya Mimi dan Miko ( keduanya keturunan Asia ), Jasmine, dan Trisa. Ditambah tiga ekor anjing yang ketiganya anjing peliharaan Suzan. Akhirnya princess ( kucing host mom saya ) cuma diam di kamar karena tidak suka kalau ada anjing atau hewan lain di rumah. Hahaha, dia kucing yang super gendut dan lucu. Dia sangat sangat penakut dengan apapun. Dan lagi, princess juga tidak suka digendong. Sukanya makan makanan kucing dan tidak seperti rata-rata kucing di Indonesia yang masih doyan dikasih ikan asin. Umurnya sudah tua, 11 tahun. Awal saya datang, dia masih cuek bebek sama saya, sekarang tiap malam dia nemenin saya ngerjain pe-erdan kadang tidur di bawah kasur saya.Kamis siang ( 26/11 ), rumah ketambahan orang, Janet ( anak adopsi host mom saya dari Korea ) dan temannya Arlo datang ke rumah. Rumahpun bertambah sesak dan ramai. Trisa, Host Mom, dan Suzan sibuk memasak kalkun dan beberapa makanan pelengkap. Di dalam tubuh turkey dimasukkan gravy ( sejenis roti ) yang diramu dengan adonan rahasia keluarga. Maklum, keluarga Host Mom semuanya pandai memasak, dan mereka semua gemar makan nasi, makanan pedas, dan makanan Asia lain. Menjelang makan malam, saudara laki-laki Host Mom datang bersama istri dan putri-putrinya. Hari itu makan besar. Kalkun yang dihidangkan besar sekali, ditambah apple pie dan pumpkin pie yang dimakan dengan whip cream atau vanilla ice cream. Sehabis makan malam, kami semua melihat brosur-brosur big sale di Black Friday.Black Friday adalah hari jumat keempat di bulan november yang jatuh setelah thanksgiving. Black friday adalah hari belanja terbesar sepanjang tahun karena pada hari itu akan ada banyak sekali big sale di semua toko-toko besar seperti Bestbuy, Walmart, Target, Circuit City, Menards, Kohls, dsb. Toko-toko biasanya buka dari jam 4 atau lima pagi. Bahkan banyak orang-orang yang rela mendirikan tenda dan bermalam di luar toko demi mendapat barang yang diincarnya dengan harga miring yang hanya bisa didapatkan pada pagi hari.Setelah melihat-lihat harga di selebaran pada kamis malamnya, host mom memutuskan kami akan pergi belanja di hari jumat. Karena ekonomi amerika yang melemah, akhirnya harga-harga miring yang ditawarkan 'tidak cukup miring'. Jumatnya ( 27/11 ) saya, Host Mom, Jasmine, dan Janet berangkat dari rumah jam tujuh pagi dan langsung ke Kohls. Saudara-saudara yang lain sudah pulang sehabis makan malam thanksgiving. Saya beli additional luggagedengan harga 21 dollar namun lebih besar dari luggage saya yang paling besar yang saya bawa dari Indonesia. Meski saya baru pulang bulan juli, namun saya memutuskan membeli luggage baru sekarang karena Host Mom bilang belum tentu nanti dijual dengan harga segitu pada saat summer dan membawa luggage tambahan lebih murah daripada mengirim barang-barang ke Indonesia yang bisa mencapai lebih dari 100 dollar. Hari minggu ( 30/11 ), saya datang ke rumah Melisa bersama Jasmine dan Host Mom, karena hari itu adalah ulang tahun Melisa ke-17. Exchange students yang lain juga datang meramaikan satu-satunya ulang tahun Melisa di Amerika itu. Setelah menyantap kue ulang tahun dan pizza, kami bermain permainan kartu yang biasa dimainkan anak-anak di Hongkong. Kami pun diajak memberi nama anjing baru host fam Melisa yang masih berumur satu bulan. Saya pun teringat bahwa tidak terasa hampir empat bulan saya berada jauh dari orang-orang tersayang di Indonesia. Batin saya bertanya, apa kabar bapak? apa kabar ibuk? apa kabar keluargaku dan teman-temanku di Kediri dan SMAN 2 Kediri?

Past - Random Story

Hari jumat malam ( 14/11 ), alessandra dan levente kirim sms ke saya soal kepastian saya ikut maen ke Mall of America hari sabtu ( 15/11 ) atau tidak. Hati mengatakan pengen ikut, tapi kaki dan lengan rasanya patah semua habis latihan untuk Nordic Ski 'tingkat atlet'. Saya bimbang soalnya habis muter-muter di Mall of America yang konon terbesar kedua di dunia setelah mall di kanada, kami bakal langsung meluncur ke pesta AFS di rumah Helle yang tempatnya di uptown Minneapolis. Hari jumat itu saya coba gerak-gerakkan badan, khususnya kaki. Karena kamar saya di lantai bawah ( di basement ), sedangkan pintu utama ada di lantai atas, otomatis saya harus naik turun tangga kalau gak mau kelaparan ( dapur juga di atas ). Ya ALLAH! Saya rasanya pengen turun tangga sambil ngesot aja. Kalau pake kaki, harus pelan-pelan dan nahan rasa sakit dari paha sampai tumit. Host Mom dan Host Dad mesti ketawa liat cara jalan saya yang kayak robot. Walhasil, saya telpon Lisa dan nyuruh dia gantiin saya( 15/11 ). Karena saya tau dia lagi pengen ke mall of america dan gak ada kerjaan di rumah. Akhirnya saya cuma diem di rumah sepanjang weekend. Bukannya nganggur tapi malah sibuk dgn pe-er. Apes. Gak ikut ke mall dan pesta AFS, di rumah ngerjain pe-er dgn kaki robot. Saat itu saya baru sadar kalau kelas-kelas yang saya pilih di quarter dua ini emang penuh pe-er. Belum lagi dtambah ikut Ski team dan harus latihan pulang skolah smpai pukul lima sore, enam hari dalam seminggu. Belum ada satu minggu latihan, dua kilo lemak yang sudah saya kumpulkan untuk bertahan selama musim dingin hilang sudah. Tiap hari turun satu pound, dan selama empat hari sudah turun empat pounds yang berarti hmpir dua kilo.Dan lagi, kelas-kelas saya di quarter ini juga mencar-mencar di gedung A, gedung C, gedung G, dan ruang Choir yang dekat pintu keluar. Creative design terus-terusan bikin project denah rumah 3-D. Dan saya harus tampil di minimal sembilan event sampai enam minggu ke depan kalau saya mau dapat nilai A di choir. Di kelas journalism masih mendingan karena sudah terbiasa dapat deadline mepet-mepet dan lagipula journalism 2 hny mnuntut bnyak pmikiran kritis. Di kelas speech terus-terusan bikin pidato, dan hafalan. Minggu dpan stelah thanksgiving week, saya dpat jatah hari kamis ( 12/4 ) untuk mmbwakan pidato demonstrasi. Saya pilih pidato demonstrasi bgaimana cra mnari bali skalian nunjukin tarian indonesia.Di sekolah saya, selain ada empat pelajaran tadi, ada juga namanya AAA ( Baca : Triple A ) dan SSR ( Science Study Reading ). AAA adalah waktu 20 menit setelah jam pelajaran terakhir dan waktu itu bebas dimanfaatkan siswa untuk apapun asalkan positif, hnya ada di hari senin, rabu, dan jumat. Biasanya siswa masuk ke kelas-kelas dan memanfaatkan waktu AAA untuk bertanya ke guru masing-masing tentang subjek yang tidak dmengerti atau hanya mengerjakan tugas, pe-er, dan extra credit. Tapi saya biasanya memanfaatkan AAA dengan ikut club-club karena biasanya jam AAA juga dipakai untuk pertemuan club. Ruang lain yang penuh selama AAA adalah perpustakaan. Selain koleksi bukunya yang ribuan, lengkap, dan bagus-bagus, tersedia kurang lebih 30 komputer yang biasa dipakai siswa untuk akses ke internet.Saya paling suka ke perpus tiap pagi sebelum bel masuk, sekadar pinjam komik jepang atau baca buku tentang indonesia karangan orang sini, hehe. Perpustakaannya besar dan nyaman. Mau mencari buku tinggal ketik di komputer katalog, dan langsung bisa diketahui di rak mana kita bisa dapat buku sesuai keyword yang kita inginkan. Kalau mau pinjam tinggal bawa kartu pelajar kita dan tinggal di-scan pake komputer. Lama waktu pinjam adalah tiga minggu. Perpustakaan tidak pernah sepi dari siswa yang memang baca buku, mengerjakan tugas, atau cuma main komputer. Apalagi saat hari SSR setiap hari selasa dan kamis. SSR adalah sistem study hall dimana siswa pergi ke ruang tertentu dan wajib membawa buku yang harus dibaca selama jam SSR dan ada guru yang mengawasi. Biasanya siswa meminjam buku dari perpustakaan untuk jam SSR. Membaca memang sangat digalakkan di sini. Setiap kelas menuntut siswanya untuk mau membaca dan membuat book review tentang buku yang sudahdibacanya. Bahkan ada club book reading di sekolah.Sekolah saya memang jujukan untuk anak-anak di kota-kota lain. Selain karena sekolahnya yang besar, bersih, dan 'terlihat' mahal, biasanya siswa dari luar kota tersebut tertarik dengan prestasi sekolah saya yang tergolong favorit dan diperhitungkan. Sekolah saya selalu unggul baik di akademik, seni ( sampai ada klub ARTS MAGNET dan banyak siswa datang hanya untuk masuk anggota ARTS MAGNET ), yearbook, school newspaper, debat, maupun olahraga. Semua meraih GOLD di tingkat STATE. Host Mom bilang, pendidikan di Minnesota memang tergolong unggul dibanding state lain di US. Sebelum berangkat ke US, Guru Bhs. Inggris Wakako bilang kalau kami sangat beruntung dapat penempatan di minnesota karena bahasa inggris di minnesota yang masih tergolong murni. Banyak pula pmbaca berita di US datang ke minnesota hnya untuk belajar aksen minnesota yang indah untuk mnunjang profesi mreka. Mendengar hal itu dr wakako, saya jd tmbh smangat ikut kelas yang bnyak diskusi untukmengasah aksen minnesota saya.Warna kebesaran sekolah saya adalah Ungu dan Putih, dengan maskot BISON. Di dinding sekolah biasanya dihiasi foto-foto Homecoming King and Queen dari tahun ke tahun, ada juga foto-foto siswa yang meraih prestasi tingkat STATE maupun National, lukisan-lukisan besar, juga poster-poster karya siswa.Di setiap kelas ada TV, VCR, DVD, LCD projector, rautan pensil otomatis, komputer, dan biasanya tiap kelas didekorasi sendiri oleh gurunya dan biasanya mencerminkan kelas itu atau malah mencerminkan kegemaran guru kelas tersebut, seperti guru Speech saya yang punya dekorasi puluhan boneka dan pernak-pernik badut di dalam kelasnya. TV biasanya dinyalakan setiap saat dan menampilkan pengumuman-pengumuman seperti lunch menu, messages for students, birthday, club-club, quote of the week, ucapan selamat, dsb. Setiap hari jumat selama jam AAA, setiap TV sekolah menayangkan BISON BITZ. Bison bitz adalah TV sekolah saya, durasinya 20 menit, sekali seminggu. Saya acungi jempol untuk Bison Bitz di sekolah saya. Acaranya murni karya dan kreatifitas siswa. Biasanya seputar hal-hal terbaru di sekolah, humor, wawancara, dsb. Video production yang menangani siswa, dari mulai ide, rekaman, editing, reporter, maupun finishing. Delapan exchange students termasuk saya sudah merasakan diliput oleh tim TV sekolah sebagai ucapan selamat datang dari sekolah. Malah hari jumat ( 11/21 ), Marian Grunden, siswa dr Jerman, menjadi salah satu reporter di Bison Bitz dan meliput tentang Germany Fashion.

Past - Election Day

B'day party host mom minggu lalu ckup ramai. Alhamdulillah ternyata party kmren juga utk mrayakan ksembuhan mom dr pnykit kanker-nya. Ajaib. Begitu orang-orang bilang. Hari selasa kmrin adalah chemotheraphy terakhir host mom brtepatan dgn US election, 4 Nov 2008. Meski nyata-nyata saya dukung obama, ternyata host fam saya pndukung McCain.

Temen-temen dekat saya di sini juga rata-rata menjagokan McCain. Contohnya Ariana, temen sebangku saya di kelas Minorities. Sluruh keluarganya adalah pndukung McCain sjati. Saudara laki-lakinya malah mnulis tentang dukungannya buat McCain di koran skolah. Pilihannya memang bnyak dpengaruhi oleh saudara laki-lakinya itu. Meski kami sbangku dan beda pndapat soal presiden, kami paling suka membicarakan sputar US election. Dia sndiri bilang dgn sangat lugas, "Obama is bad."

Dia berpendapat perang di Irak harus dselesaikan dan tidak seharusnya diakhiri bgtu saja karena pemerintah US sudah mnelan bnyak biaya dan nyawa untuk itu. Dan lagi, dia kurang setuju dengan salah satu program Obama yakni biaya kesehatan yang murah dan terjangkau di US yang sekaligus berakibat pada naiknya pajak. Alasannya, Ariana adalah campuran Amerika dan Kanada, ibunya dari Kanada dan di Kanada sendiri memiliki program serupa dgn Obama dan Ariana berpendapat program itu tidak berjalan. Saudara Ariana pernah terancam akan meninggal karena lambannya medical di Kanada akibat
rendahnya biaya pengobatan. Itu-pun hanya sisi kecil dari banyak hal yang kami bicarakan seputar US election.

Meski begitu, saya juga punya host cousin bernama Sabrina yang umurnya 10 tahun dan punya tanggal lahir yang hampir sama dengan saya, 5 Mei. Dia cukup smart untuk ukuran anak SD yang bisa bicara soal politik. Diapun juga dgn percaya diri bilang ke saya kalau dia bisa ikut voting, dy mau memberikan hak suaranya untuk Obama. Dan dia mulai menjelaskan prediksinya seputar Obama dan McCain.

Begitupula halnya dengan Lisa dan Wakako. Ternyata Obama juga sangat populer di Jepang dan Jerman. Karena beberapa kali sleepover di rumah Wakako, siswi AFS dari Jepang, saya jadi tau kalau Obama juga super populer di Jepang. Karena Wakako sering cerita kalau Obama memiliki banyak pendukung di Jepang karena rakyat Jepang yang tidak suka dan tidak akan mau berperang. Bahkan tak banyak rakyat Jepang yang tau dan populer dengan McCain. Begitu pula sahabat saya Lisa, siswi SHARE ( Organisasi Pertukaran Pelajar Lain ) dari Jerman, bilang kalau Obama amat populer di Jerman. Beberapa kali Obama datang ke Jerman dan smua rakyat Jerman antusias dgn kdtangannya. Tapi mereka malah tidak tau sama sekali saat McCain datang berkunjung ke Jerman. Malah pada bulan desember, kota tempat Lisa tinggal akan mengundang Obama untuk hadir ke kotanya.

Tnggal 4 November 2008, sekolah di state Minnesota tetap masuk sperti biasa meski di beberapa state lain hari itu libur. Hari itu cukup mendebarkan, tidak cuma untuk Obama atau McCain, tapi juga sekolah-sekolah dan para guru. Pasalnya hari itu juga bakal ada referendum untuk knaikan biaya sekolah yang hasilnya akan sangat brpengaruh pada tahun depan.

Di jam pertama, saya ada kelas Journalism. Guru Journalism saya, Ms. Heather Tierney, memegang ballot pemilu dan bberapa stiker dengan bendera USA bertuliskan," I VOTED". Pertama saya bingung. Memang ada TPU di sekolah, cm saya bingung kenapa ini ada di kelas. Apalagi guru saya mulai membagikan ballot pemilu plus stiker ke smua anak tanpa trkecuali, meski sempat berhenti sjenak di dpan saya dan akhirnya memutuskan memberi saya "hak suara". Wow. Saya masih bingung, pkir saya wktu itu,"I'm foreign and I can vote?". Lalu guru saya itu memberi instruksi sputar ballot suara itu. Ada 5 macam hal yg harus dipilih. Pertama adalah Presiden dan Wakil Presiden, senator, pajak tentang air, referendum tentang biaya skolah, dan satu hal lagi yang saya lupa karena saya pun gag pernah terpikir ada coblosan sperti itu di kelas. Cara nyoblosnya juga seperti mengisi jawaban di kertas ujian komputer. Tinggal dihitamkan di pilihan kita.

Selesai "mencoblos", saya tetap masih bngung dan gag percaya. Sampai akhirnya guru saya menjelaskan bahwa hak suara tadi cuma buat statistik skolah tentang 'apakah hak suara dan pilihan anak dipengaruhi oleh pilihan orang tua' lalu akan dibandingkan dengan hasil nyata dari pemilu yang sebenarnya untuk pemerintah. Dimana malamnya saya ketahui bahwa voting mmbuktikan bahwa lebih bnyak remaja memilih McCain dan lebih bnyak orang tua memilih Obama.

Setelah saya pulang sekolah dan Host Mom pulang dari chemotheraphy, kami langsung ke tempat pngambilan suara di Buffalo Middle School. Tempat pemilunya tidak jauh beda dengan di Indonesia. Meski di sini bilik suara tidak full tertutup sperti di Indonesia yang pakai gorden. Di US cukup simpel sperti meja di Lab Bahasa di sekolah-sekolah Indonesia dan jumlahnya ada sepuluh bilik suara. Dan ballot suara yg asli ternyata jauh lebih besar dan jauh lebih bnyak pilihan dari yg saya coblos pagi hari. Meski tetap sama seperti kertas ujian dan tidak ada foto capres dan cawapres sperti di Indonesia. Saya perhatikan ada lebih dari 20 pilihan yang membutuhkan hak suara untuk menang. Selain pilihan capres dan cawapres, school referendum, senator, dan water tax, dalam satu kertas ballot juga ada pilihan tentang town mayor, judges dari judges 1 sampe puluhan, dan macam-macam hal. Kalau di Indonesia, satu hari, satu pemilu untuk satu jabatan. Seperti satu hari untuk coblosan gubernur, satu hari untuk walikota, satu hari untuk presiden,dsb. Tapi di sini semua dijadikan dalam satu hari di satu kertas suara. Cukup efisien. Perhitungan juga jadi lebih cepat. Ketika selesai 'menghitamkan' pilihan, para pemilih cukup memasukkan kertas voting mereka ke sebuah alat penghitung otomatis. Jika ada pilihan yang kurang hitam sehingga ada kemungkinan tidak terhitung, alat itu akan mendeteksi. Lalu penjaga yang bertugas mengawasi alat tersebut akan mengeluarkan dan mengembalikan kertas suara kembali ke si pemilih dan meminta kembali si pemilih untuk menghitamkan ulang atau si pemilih merelakan salah satu pilihan di hak suara-nya itu hangus.

Tidak ada hitungan hari, malam itu juga sudah bisa diketahui hasil pemilihan suara tiap State. Malam itu saya begadang memelototi berita-berita di TV yang tiada hentinya menyiarkan perkembangan hasil pemilu dari tiap state. Saya-pun baru tidur jam setengah dua pagi karena terlalu asyik dengan berita kemenangan Obama dan pidatonya. Obama juga menang di State Minnesota. Namun sayangnya, meski jagoan saya menang, tapi school referendum gagal mndapat ckup dukungan untuk mnaikkan biaya sekolah per tahun. Hal itu cukup berakibat untuk pendidikan di US tahun depan. Yaitu pemangkasan sejumlah profesi guru dan fasilitas untuk guru ( di US, gaji guru sendiri berkisar $ 45.000 per tahun), pmangkasan beberapa kelas-kelas 'fun' sperti seni dan olahraga, pmangkasan bberapa club-club olahraga, pmangkasan school bus for activities after school, dan bnyak hal lainnya yang tidak seharusnya dikorbankan. Teman-teman dan guru-guru bnyak yang menyayangkan hal itu. Host Mom bilang, hal itu bisa jadi juga berdampak pada pengurangan pnerimaan foreign exchange students di sekolah. Karena sbagai foreign exchange students sperti saya di sekolah saya, saya bnyak mendapat previlege dlm bnyak hal. Seperti tiket football game gratis spanjang tahun, tiket homecoming dance + snow daze dance + prom gratis, yearbook gratis, graduation fee gratis, gown untuk graduation, dan bnyak hal lainnya yg mmbtuhkan dana yang tidak sdikit
.